Minggu, 15 November 2015

PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA

Standard
BAB I
PENDAHULUAN

1.1            LATAR BELAKANG

Laju pertumbuhan penduduk merupakan permasalahan krusial yang dihadapi oleh negara-negara berkembang di dunia, khususnya negara-negara berpenduduk besar dan padat. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan data dasar yang diperoleh mengenai jumlah kelahiran, sehingga diperlukan berbagai upaya yang berkesinambungan untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk. Indonesia sebagai suatu negara yang sedang berkembang dengan penduduk terbesar nomor empat di dunia, juga menghadapi persoalan yang serupa. 
Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia senantiasa mengalami peningkatan. Hal ini tercermin dari hasil sensus penduduk 2010, Indonesia menunjukkan gejala ledakan penduduk. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 tercatat 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,49 persen pertahun, sementara pada tahun 2008 masih tercatat 288,53 juta jiwa. Laju pertumbuhan penduduk ini jika tetap pada angka itu, pada 2045 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 450 juta jiwa. Peningkatan penduduk yang tinggi ini akan mengakibatkan permasalahan jika tidak dikendalikan (BKKBN,2010).
Definisi dari laju pertumbuhan penduduk itu sendiri adalah Angka yang menunjukan tingkat pertambahan penduduk pertahun dalam jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari penduduk dasar. Laju pertumbuhan penduduk dapat dihitung menggunakan tiga metode, yaitu aritmatik, geometrik, dan eksponesial. Metode yang paling sering digunakan di BPS adalah metode geometrik.







1.2            RUMUSAN MASALAH
a.)    Apa landasan perkembangan penduduk Indonesia?
b.)    Bagaimana lau pertumbuhan penduduk terhadap pemukimannya?
a.)    Bagaimana laju pertumbuhan penduduk terhadap tingkat pendidikan
c.)    Bagaimana laju penduduk terhadap penyakit lingkungan?
d.)   Apa hubungan laju pertumbuhan penduduk dan kelaparan?
e.)    Bagaimana kemiskinan dan keterbelakangan ada?

1.3            TUJUAN

Makalah ini memliki beberapa tujuan dalam pembuatnnya, yairu memiliki tujuan sebagai berikut :
b.)    Mengetahui landasan yang berkaitan perkembangan penduduk indonesia
c.)    Memahami pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan pemukiman
d.)   Memahami pertumbuhan penduduk terhadap tingkat pendidikan
e.)    Mengetahui laju penduduk terhadap penyakit lingkungan
f.)     Memahami pertumbuhan penduduk dan kelaparan
g.)    Mengetahui kemiskinan dan keterbelakangan










BAB II
PEMBAHASAN
2.1 LANDASAN PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA

Penduduk adalah orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat (kampung, negara, dan pulau) yang tercatat sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku di tempat tersebut. Berdasarkan tempat lahir dan lama tinggal penduduk suatu daerah dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu penduduk asli, penduduk pendatang, penduduk sementara, dan tamu. Penduduk asli adalah orang yang menetap sejak lahir. Penduduk pendatang adalah orang yang menetap, tetapi lahir dan berasal dari tempat lain. Penduduk sementara adalah orang yang menetap sementara waktu dan kemungkinan akan pindah ke tempat lain karena alasan pekerjaan, sekolah, atau alasan lain. Adapun tamu adalah orang yang berkunjung ke tempat tinggal yang baru dalam rentang waktu beberapa hari dan akan kembali ke tempatasalnya.Yang mendasari perkembangan penduduk di Indonesia adalah banyaknya masyarakat yang menikahkan anaknya yang masih muda. Dan gagalnya program keluarga berencana yang di usung oleh pemerintah untuk menekan jumlah penduduk. Karena factor – factor tersebut tidak berjalan dengan semestinya, maka penduduk Indonesia tidak terkendali dalam perkembangannya. Seharusnya dengan dua orang anak cukup, maka ini lebih dari dua orang dalam setiap suami istri. Karena perkembangan penduduk yang sangat tidak terkendali, maka banyak terjadinya kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, gelandangan, anak jalanan, dan sebagainya. Dan masalah permukiman yang tidak efisien lagi. Banyaknya rumah yang lingkungannya kumuh dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Oleh sebab itu, 50% penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan.







2.2 PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN
Dalam ilmu sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi danruang tertentu. Seiring dengan perkembangan zaman, penduduk di seluruh dunia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Termasuk penduduk di Indonesia. Sebagai manusia, memiliki keturunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari eksistensi kita. Namun, tanpa kita sadari memiliki keturunan dalam jumlah tidak terkendali, dapat menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan eksistensi bagi manusia itu sendiri dalam mencapai kehidupan yang lebih makmur dan sejahtera.
Masalah kependudukan semakin hari semakin menjadi perbincangan yang sangat penting di masyarakat.  Laju pertumbuhan penduduk yang kian bertambah dari tahun ke tahun menjadi perhatian yang dikhawatirkan dapat memberikan negatif pada lingkungan. Laju pertumbuhan penduduk yang cepat, penyebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas penduduk yang rendah merupakan  ciri-ciri masalah kependudukan yang mungkin dialami berbagai negara berkembang diseluruh dunia. Di Indonesia yang merupakan negara terbesar dengan jumlah penduduk kurang lebih 205 juta jiwa, tidak terlepas dari tekanan akan kebutuhan lahan pemukinan yang memadai. Menurut Data Statistik Indonesia proyeksi laju pertumbuhan penduduk menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada tahun 2010 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025. Berikut ini data laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama 25 tahun kedepan mulai dari tahun 2000.















Tabel 1 Data Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan Provinsi (Juta jiwa)
Propinsi
2000
2005
2010
2015
2020
2025
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
11. NANGGROE ACEH DARUSSALAM
3,929.3
4,037.9
4,112.2
4,166.3
4,196.5
4,196.3
12. SUMATERA UTARA
11,642.6
12,452.8
13,217.6
13,923.6
14,549.6
15,059.3
13. SUMATERA BARAT
4,248.5
4,402.1
4,535.3
4,693.4
4,785.4
4,846.0
14. RIAU
4,948.0
6,108.4
7,469.4
8,997.7
10,692.8
12,571.3
15. JAMBI
2,407.2
2,657.3
2,911.7
3,164.8
3,409.0
3,636.8
16. SUMATERA SELATAN
6,210.8
6,755.9
7,306.3
7,840.1
8,369.6
8,875.8
17. BENGKULU
1,455.5
1,617.4
1,784.5
1,955.4
2,125.8
2,291.6
18. LAMPUNG
6,730.8
7,291.3
7,843.0
8,377.4
8,881.0
9,330.0
19. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
900.0
971.5
1,044.7
1,116.4
1,183.0
1,240.0
31. DKI JAKARTA
8,361.0
8,699.6
8,981.2
9,168.5
9,262.6
9,259.9
32. JAWA BARAT
35,724.0
39,066.7
42,555.3
46,073.8
49,512.1
52,740.8
33. JAWA TENGAH
31,223.0
31,887.2
32,451.6
32,882.7
33,138.9
33,152.8
34. D I YOGYAKARTA
3,121.1
3,280.2
3,439.0
3,580.3
3,694.7
3,776.5
35. JAWA TIMUR
34,766.0
35,550.4
36,269.5
36,840.4
37,183.0
37,194.5
36. BANTEN
8,098.1
9,309.0
10,661.1
12,140.0
13,717.6
15,343.5
51. B A L I
3,150.0
3,378.5
3,596.7
3,792.6
3,967.7
4,122.1
52. NUSA TENGGARA BARAT
4,008.6
4,355.5
4,701.1
5,040.8
5,367.7
5,671.6
53. NUSA TENGGARA TIMUR
3,823.1
4,127.3
4,417.6
4,694.9
4,957.6
5,194.8
61. KALIMANTAN BARAT
4,016.2
4,394.3
4,771.5
5,142.5
5,493.6
5,809.1
62. KALIMANTAN TENGAH
1,855.6
2,137.9
2,439.9
2,757.2
3,085.8
3,414.4
63. KALIMANTAN SELATAN
2,984.0
3,240.1
3,503.3
3,767.8
4,023.9
4,258.0
64. KALIMANTAN TIMUR
2,451.9
2,810.9
3,191.0
3,587.9
3,995.6
4,400.4
71. SULAWESI UTARA
2,000.9
2,141.9
2,277.2
2,402.8
2,517.2
2,615.5
72. SULAWESI TENGAH
2,176.0
2,404.0
2,640.5
2,884.2
3,131.2
3,372.2
73. SULAWESI SELATAN
8,050.8
8,493.7
8,926.6
9,339.9
9,715.1
10,023.6
74. SULAWESI TENGGARA
1,820.3
2,085.9
2,363.9
2,653.0
2,949.6
3,246.5
75. GORONTALO
833.5
872.2
906.9
937.5
962.4
979.4
81. M A L U K U
1,166.3
1,266.2
1,369.4
1,478.3
1,589.7
1,698.8
82. MALUKU UTARA
815.1
890.2
969.5
1,052.7
1,135.5
1,215.2
94. PAPUA
2,213.8
2,518.4
2,819.9
3,119.5
3,410.8
3,682.5



Terlihat dari tabel 1 penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun, kemudian antara periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan  0,92 persen per tahun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian, namun penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk dalam kurun waktu yang sama.

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa pertumbuhan penduduk pasti akan berdampak dari kepadatan penduduk pada suatu daerah sehingga semakin menipisnya lahan hijau karena dimanfaatkan sebagai pemukiman. Sebagai contoh provinsi DKI Jakarta mulai dari tahun 2000 sampai 2010 telah terjadi pertambahan penduduk sebesar kurang lebih 600 ribu jiwa sedangkan lahan atau luas daerah pemerintahan yang  ada yaitu 661,52 km² tidak akan mencukupi untuk kebutuhan pemukiman. Apabila dianalogikan berdasarkan data statistik Indonesia untuk pertumbuhan penduduk pada tahun 2010 lahan permukiman yang dibutuhkan oleh 1 orang masyarakat untuk tempat tinggal sebesar 5m2 maka lahan pemukiman yang dibutuhkan sekitar 8.981.500 jiwa adalah 44.907.500 m2 atau 449.075 km2. Jika saja pertumbuhan penduduk terus-menerus tidak terkendali mungkin saja 25 tahun kedepan DKI Jakarta tidak memiliki lahan terbuka.Berikut ini dampak yang diakibatkan dari laju pertumbuhan penduduk DKI Jakarta.

Gambar 1 Kepadatan Pemukiman Akibat Laju Pertumbuhan Penduduk





2.3 PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN TINGKAT PENDIDIKAN
Aspek kependudukan merupakan hal paling mendasar dalam pembangunan. Dalam nilai universal, penduduk merupakan pelaku dan sasaran pembangunan sekaligus yang menikmati hasil pembangunan. Dalam kaitan peran penduduk tersebut, kualitas mereka perlu ditingkatkan melalui berbagai sumber daya yang melekat, dan pewujudan keluarga kecil yang berkualitas, serta upaya untuk menskenario kuantitas penduduk dan persebaran kependudukan.
Menurut Koestur (1995) adapun yang dimaksud dengan kuantitas penduduk meliputi jumlah, struktur komposisi, dan pertumbuhan penduduk yang ideal melalui pengendalian angka kelahiran, penurunan angka kematian,dan persebaran penduduk yang merata.
Jumlah penduduk, komposisi umur, dan laju pertambahan atau penurunan penduduk dipengaruhi oleh fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), dan migrasi (perpindahan tempat) karena ketiga variabel tersebut merupakan komponen–komponen yang berpengaruh terhadap perubahan penduduk (Lucas,1982:1).
Jumlah penduduk di Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 yaitu sebesar 236.400.000 jiwa. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 1,5 persen bila dibandingkan dengan tahun 2007 dengan jumlah penduduk 232.900.000 jiwa. Pada tahun 2007, Indonesia masuk dalam peringkat keempat penduduk terbanyak di dunia setelah Cina 1.326.526.463 jiwa, India 1.140.455.260 jiwa dan Amerika Serikat 302.711.006 jiwa. Untuk menunjang keberhasilan pembangunan, juga untuk menangani permasalahan penduduk antara lain meliputi jumlah, komposisi dan distribusi penduduk maka diperlukan adanya upaya pengendalian jumlah penduduk. Pengendalian fertilitas merupakan salah satu cara untuk mengendalikan jumlah penduduk. Dan pengendalian jumlah penduduk lainnya adalah mortalitas (kematian) dan migrasi (perpindahan tempat).

(www.repository.usu.ac.id)
https://sagara14.files.wordpress.com/2011/09/world-population-growth-2050-preview.jpg?w=640&h=447
Grafik Pertumbuhan penduduk dunia
Negara kita merupakan salah satu Negara yang pertambahan penduduknya sangat cepat di dunia, dalam hal ini pertambahan penduduk sangat mempengaruhi tingkat pendidikan, makin banyak tingkat kelahiran maka akan dibutuhkan layanan pendidikan yang makin tinggi, jika kita bandingkan tingkat pendidikan dengan Negara-negara lain, Negara kita belum apa-apa, banyak anak-anak dinegara kita yang mengalami putus sekolah hal ini disebabkan karena factor ekonomi. Yang berperan aktif dalam menyelesaikan masalah pendidikan ini adalah Pemerintah, Pemerintah sabaiknya megganti Program Pendidikan di Negara kita, baik dalam bentuk materi maupun dalam bentuk fasilitas, sehingga dapat membantu orang-orang yang tidak mampu, misalnya memberikan pendidikan gratis bagi orang yang benar-benar yang tidak mampu, memberikan fasilitas-fasilitas kebutuhaan pendidikan misalnya buku dan alat-alat praktek.

Hal ini menjadi factor mereka untuk berpindah wilayah,terutama ke kota-kota besar.Biasanya mereka mendengar bahwa dikota itu adalah tempat mencari rezeki yang baik.Bila melihat tingkat pendidikan di kota,pendidikan disana sudah relative tinggi,dalam arti kata jika penduduk dari desa mencari pekerjaan,sudah agak sulit karena dikota yang diutamakn adalah pendidikan minimalnya setingkat sekolah menengah atas.kenyataanya adalah ketika penduduk tersebut tidak mendapat pekerjaan mereka mesih tetap bertahan di wilayah itu yang menimbulkan masalah-masalah sosial bagi wilayah perkotaan.
2.4 PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYAKIT YANG BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN HIDUP
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya. Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami sedangkan perpindahan penduduk adalah faktor non alami. Migrasi ada dua yaitu migrasi masuk yang artinya menambah jumlah penduduk sedangkan migrasi keluar adalah mengurangi jumlah penduduk. Migrasi itu biasa terjadi karena pada tempat orang itu tinggal kurang ada fasilitas yang memadai. Selain itu juga kebanyakan kurangnya lapangan kerja. Maka dari itu banyaklah orang yang melakukan migrasi.
Dalam  masalah ini maka penduduk tidak aka jauh dengan masalah kesehatan atau penyakit yang melanda penduduk tersebut,dikarenakan lingkungan yang kurang terawat ataupun pemukiman yang kumuh,seperti limbah pabrik,selokan yang tidak terawat yang menyebabkan segala penyakit akan melanda para penghuni wilayah tersebut yang mengakibatkan kematian dan terjadi pengurangan jumlah penduduk.Untuk menjamin kesehatan bagi semua orang di lingkunan yang sehat, perlu jauh lebih banyak daripada hanya penggunaan teknologi medikal, atau usaha sendiri dalam semua sektor kesehatan.
Usaha-usaha secara terintegrasi dari semua sektor, termasuk organisasi-organisasi, individu-individu, dan masyarakat, diperlukan untuk pengembangan pembangunan sosio-ekonomi yang berkelanjutan dan manusiawi, menjamin dasar lingkungan hidup dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan.
Seperti semua makhluk hidup, manusia juga bergantung pada lingkungannya untuk memenuhi keperluan-keperluan kesehatan dan kelangsungan hidup.
Kesehatan manusia adalah keperluan dasar untuk pembangunan berkelanjutan. Tanpa kesehatan, manusia tidak dapat membangun apa pun, tidak dapat menentang kemiskinan, atau melestarikan lingkungan hidupnya. Sebaliknya, pelestarian lingkungan hidup merupakan hal pokok untuk kesejahteraan manusia dan proses pembangunan. Lingkungan yang sehat menghasilkan masyarakat yang sehat, sebaliknya lingkungan yang tidak sehat menyebabkan banyak penyakit.
2.5 PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KELAPARAN
pertumbuhan penduduk adalah perubahan suatu wilayah yang dikarenakan bertambahnya angka kelahiran maupun berkurangnya jumlah penduduk yang dikarenakan angka kematian bertambah,perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain atau ke tempat lain seperti migrasi,transmigrasi dab sebagainya.
jumlah penduduk disuatu wilayah saat ini sangat mencemaskan selain bertambahnya jumlah penduduk maka semakin sempit pula bagi mereka yang untuk mendapatka lapangan pekerjaan ataupun untuk mencari mata pencarian mereka untuk menjalani kebutuhan hidup,karena dapat menimbulkan angka kelaparan di bangsa ini akan bertambah yang disebabkan masalah tadi seperti sulitnya untuk berusaha mendapatkan kerja untuk mencukupi kebutuhan hidup karena semaki padatnya penduduk maka semakin sempit pula peluang mereka untuk mendapatkan kebutuhan yang mereka inginkan. dari masalah tersebut maka angka kematian pun semakin bertambah,dan bisa merepotkan para pemerintah untuk menyensus penduduk yang bertempat tinggal,walaupun pemerintah sudah mencanangkan program untuk keluarga yang berencana tetapi sulit untuk bagi kita menjalankan perintah tersebut dikarenakan masalah ekonomi dan kebutuhan yang mendesak, maka dari itu semoga pemerintah bisa lebih tegas lagi untuk menjalankan progarm tersebut di antaranya mencegah orang untuk bermigrasi,karena dengan migrasi banyak orang yang menganggur dan menyusahkan pemerintah untuk menyensus selain itu para migrasi yang tidak bekerja hanya menjadi pengemis jalanan yang menyebabkan kepadatan penduduk yang sia - sia dan menyebabkan banyak orang yang kelaparan yang bisa mengakibatkan kematian.



2.6PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KETERBELAKANGAN

Salah satu wabah penyakit yang melanda negara-negara yang sedang berkembang ialah kemiskinan beserta saudara kembarnya, yaitu keterbelakangan. Kemiskinan dan keterbelakangan adalah suatu penyakit, karena dalam kenyataannya dua hal itu melemahkan fisik dan mental manusia yang tentunya juga berdampak negative terhadap lingkungan. Kemiskinan dan keterbelakangan begitu erat kaitannya satu sama lain sehingga dapat dianggap sebagai satu pengertian, maka digunakan satu istilah saja, yaitu kemiskinan di mana sudah terkait pengertian keterbelakangan.
            Dampak kemiskinan terhadap orang-orang miskin sendiri dan terhadap lingkungannya, baik lingkungan social maupun lingkungan alam, dengan sendirinya sudah jelas negative. Orang miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi minimal bagi dirinya sendiri maupun bagi keluarganya. Dampak kemiskinan terhadap lingkungan social tampakmengalirnya penduduk ke kota-kota tanpa bekal pengetahuan apalagi bekal materi. Akibatnya antara lain ialah banyaknya tukang becak, pemungut punting, gelandangan, pengemis, dan sebagainnya yang menghuni kampung-kampung liar dan jorok di gubuk-gubuk reot yang tidak pantas didiami manusia. Sebab-sebab kemiskinan yang pokok bersumber dari empat hal, yaitu mentalitas si miskin itu sendiri, minimnya ketrampilan yang dimilikinya, ketidakmampuannya untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang disediakan, dan peningkatan jumlah penduduk yang relatif berlebihan.
            Kemiskinan dan keterbelakangan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
1. Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipsdfgeggahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
2. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
3. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
            Kartasasmita (1997: 234) mengatakan bahwa kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang ditandai dengan pengangguran dan keterbelakangan, yang kemudian meningkat menjadi ketimpangan. Masyarakat miskin pada umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi sehingga tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang mempunyai potensi lebih tinggi(Kartasasmita, 1997: 234). Hal tersebut senada dengan yang dikatakan Friedmann yang mengatakan bahwa kemiskinan sebagai akibat dari ketidak-samaan kesempatan untuk mengakumulasi basis kekuatan sosial (Friedmann , 1992: 123). Namun menurut Brendley (dalam Ala, 1981: 4) kemiskinan adalah ketidaksanggupan untuk mendapatkan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan sosial yang terbatas. Hal ini diperkuat oleh Salim yang mengatakan bahwa kemiskinan biasanya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memperoleh kebutuhan hidup yang pokok(Salim dalam Ala, 1981: 1). Sedangkan Lavitan mendefinisikan kemiskinan sebagai kekurangan barang-barang dan pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu standar hidup yang layak.
















PENUTUP
KESIMPULAN
       
          Kesimpulan dari makalh ini adalah Laju pertumbuhan penduduk merupakan permasalahan krusial yang dihadapi oleh negara-negara berkembang di dunia, khususnya negara-negara berpenduduk besar dan padat. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan data dasar yang diperoleh mengenai jumlah kelahiran, sehingga diperlukan berbagai upaya yang berkesinambungan untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk. Indonesia sebagai suatu negara yang sedang berkembang dengan penduduk terbesar nomor empat di dunia, juga menghadapi persoalan yang serupa seperti yang telah saya bahas maka dari itu pihak pemerintah khususnya harus membuat kebijakan untuk menyeimbangkan pertumbuhan penduduk terhadap beberapa faktor serti tehadap lingkungan pemukimannyha, pendidikan, kesehatan , dan kesejahteraannya.




















DAFTAR PUSTAKA

https://wellyaterforum.wordpress.com/2011/11/12/pertumbuhan-penduduk-dan-tingkat-pendidikan/
http://ipsgampang.blogspot.co.id/2014/08/jumlah-dan-pertumbuhan-penduduk.html
http://dikialnastain.blogspot.co.id/2014/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://infoduk.babelprov.go.id/content/pertumbuhan-penduduk-yang-tinggi-dan-dampaknya
http://sofyan-anggoro.blogspot.co.id/2014/04/tingkat-pertumbuhan-penduduk-kemiskinan.htmlhttp://henyyluantini.blogspot.co.id/2014/04/pertumbuhan-penduduk-dan-tingkat.html



0 komentar:

Posting Komentar