Jumat, 21 November 2014

Contoh 2 Fenomena/Kasus sosial yang sering terjadi di Indonesia

Standard

       1. KONFLIK TNI DAN POLRI

Tak hanya itu, bersama Soerya ada sejumlah wartawan ikut terjebak. Mereka adalah wartawan Koran Sindo Muhammad Bunga Ashab, wartawan Batamtoday.com Gabriel P Sara, wartawan Tribun Batam Zabur Anjasfianto, dan wartawan Haluan Kepri Dedy Manurung.

Wartawan Koran Sindo Muhammad Bunga Ashab menyatakan mereka saat terjebak sedang dalam keadaan kelaparan. Jantung mereka pun berdebar kencang saat mendengar bunyi rentetan senjata dari arah luar Mako Brimob.

"Rata-rata belum makan seharian. Kita sempat saling meminta rokok buat menenangkan diri," kata Muhammad di sekitar Mako Brimob Polda Kepri Tembesi Batam, Jumat (21/11).

Dia mengaku saat peluru berdesingan tak mengenakan jaket anti peluru. Mereka tiarap tak berani mendongakkan kepalanya saat terjadi tembakan.

"Kami tiarap di bawah meja. Kami tidak memakai rompi anti peluru karena memang kurang jumlahnya," ujar dia.

Senada, wartawan Tribun Batam Zabur Anjasfianto mengaku sempat ditembak ketika pergi ke toilet. Dia pun mengungkapkan tembakan pertama kali berasal dari luar Mako Brimob.

"Saya di tembak waktu buang air kecil, soalnya handphone saya menyala (lampu dimatikan saat baku tembak). Kami yakin bukan Brimob yang nembak duluan," ujar dia.

Tembakan itu, kata dia berlanjut hingga beberapa waktu lamanya. Dia tak mengira bakal selamat mengingat suasana saat itu betul-betul seperti di medan perang.

"Kami bertahan selama tujuh jam di lorong antara ruangan dengan ruangan gedung I Mako Brimob Polda Kepri. Kalau nggak ada wakil gubernur saat itu, pasti sudah rata," pungkas dia.

          Diatas adalah sebuah contoh berita kasus sosial yang sering terjadi antara aparat kesatuan republik Indonesia ini, menurut saya konflik ini sebenarnya untuk para petinggi aparat selalu mengadakan kerjasama antar aparat, tetapi sampai sekarang masih saja muncul konfilk ini lagi, kalau untuk solusi seperti kasus seperti ini sebenarnya cukup sulit karena seharusnya seorang aparat memiliki moral dan jiwa nasionalisme yang tinggi dan menjadi contoh disiplin, tetapi yang timbul seringnya karena salah satu pihak yang tidak terima dan mengakbatkan konfilik yang cukup besar sampai-sampai berita terakhir di bulan ini terjadi baku tembak antara aparat seperti contoh berita di atas, tetapi dengan solsui selalu mengadakan perdamaian yang di usulkan para petinggi aparat berharap akan sampai ke bawah-bawahnya untuk saling berdamai dan tidak saling egois bahkan mari kita berkerja sama antara pihak TNI dan POLRI untuk memajukan Indonesia dengan tugasnya masing-masing.  

2.  KONLIK TAWURAN ANTAR PELAJAR

Tawuran antar pelajar selalu menjadi agenda perbincangan setiap tahunnya, masalah ini bukan perkara baru, dan jangan dianggap perkara yang remeh. Padahal kalau kita kaji masalah tawuran antar pelajar akan membawa dampak panjang, bukan hanya bagi pelajar yang terlibat, namun juga untuk keluarga, sekolah serta lingkungan masyarakat di sekitarnya.
Tawuran antara pelajar saat ini sudah menjadi masalah yang sangat mengganggu ketertiban dan keamanan lingkungan di sekitarnya. Saat ini, tawuran antar pelajar sekolah tidak hanya terjadi di lingkungan atau sekitar sekolah saja, namun terjadi di jalan-jalan umum, tak jarang terjadi pengrusakan fasilitas publik. Penyimpangan pelajar ini menyebabkan pihak sekolah, guru dan masyarakat yang melihat pasti dibuat bingung dan takut bagaimana untuk mererainya, sampai akhirnya melibatkan pihak kepolisian. 
Hal ini tampak beralasan karena senjata yang biasa dibawa oleh pelajar-pelajar yang dipakai pada saat tawuran bukan senjata biasa. Bukan lagi mengandalkan keterampilan tangan, tinju satu lawan satu. Sekarang, tawuran sudah menggunakan alat bantu, seperti benda yang ada di sekeliling (batu dan kayu) mereka juga memakai senjata tajam layaknya film action di layar lebar dengan senjata yang bisa merenggut nyawa seseorang. Contohnya, samurai, besi bergerigi yang sengaja dipasang di sabuk, pisau, besi.
Penyimpangan seperti tawuran antar pelajar, menjadi kerusuhan yang dapat menghilangkan nyawa seseorang tidak bisa disebut sebagai kenakalan remaja, namun sudah menjadi tindakan kriminal. Yang menjadi pertanyaan, adalah bagaimana bisa seorang pelajar tega melakukan tindakan yang ekstrem sampai menyebabkan hilangnya nyawa pelajar lain hanya karena masalah-masalah kecil? 
Tawuran antar pelajar bisa terjadi antar pelajar sesama satu sekolah, ini biasanya dipicu permasalahan kelompok, cenderung akibat pola berkelompok yang menyebabkan pengkelompokkan berdasarkan hal-hal tertentu. Misalnya, kelompok anak-anak nakal, kelompok kutu buku, kelompok anak-anak kantin, pengkelompokan tersebut lebih akrab dengan sebutan Gank. Namun, ada juga tawuran antar pelajar yang terjadi antara dua kelompok beda sekolah.
Contoh kasus dalam tawuran antar pelajar dapat disebabkan oleh banyak faktor, beberapa contoh di antaranya, yaitu:
1.      Tawuran antar pelajar bisa terjadi karena ketersinggungan salah satu kawan, yang di tanggapi dengan rasa setiakawan yang berlebihan.
2.      Permasalahan yang sudah mengakar dalam artian ada sejarah yang menyebabkan pelajar-pelajar dua sekolah saling bermusuhan.
3.      Jiwa premanisme yang tumbuh dalam jiwa pelajar.Untuk mengkaji lebih jauh permasalahan tawuran antar pelajar, kita bisa mengkaji terlebih dahulu mengenai penyebab tawuran antar pelajar dari tiga poin diatas.

Tawuran Antar Pelajar Akibat Rasa Setia Kawan yang Berlebihan
Rasa setia kawan atau lebih dikenal dengan sebutan rasa solidartas adalah hal yang lumrah atau biasa kita temukan dalam kehidupan, misalkan dalam persahabatan rasa setiakawan akan menjadi alasan mengapa persahabatan bisa menjadi kuat. Ia bisa menjadi indah ketika ditempatkan dalam porsi yang pas dan seimbang.
Namun, rasa setia kawan yang berlebihan akan menyebabkan hal yang buruk, salah satunya adalah mengakibatkan tawuran antar pelajar. Mungkin dari kita pernah mendengar tawuran antar pelajar yang dipicu karena ketersingguhan seorang siswa yang tersenggol oleh pelajar sekolah lain saat berpapasan di terminal, atau masalah kompleks lainnya. Misalkan, permasalahan pribadi, rebutan perempuan, dipalak dan lain sebagainya.
Pemahaman arti sebuah persahabatan memang perlu dipahami oleh masing-masing individu pelajar itu sendiri. Tawuran antar pelajar yang diakibatkan karena rasa setiakawan harus segera dihentikan, karena hal ini akan memicu kawan-kawan yang lain untuk mendapatkan hak atau perlakuan yang sama pada waktu mengalami masalah.
Ini dapat menjadikan pelajar malas dalam menyelesaikan masalah dirinya sendiri, tanpa mau menyelesaikannya sendiri dan cenderung tidak berani bertanggung jawab. Menjadi ketergantungan dan akan menimbulkan dampak yang negatif bagi perkawanan itu sendiri.
Tawuran antar pelajar akibat sejarah permusuhan dengan sekolah lainKadang permasalahan tawuran antar pelajar dipicu pula dengan adanya sejarah permusuhan yang sudah ada dari generasi sebelumnya dengan sekolah lain, beredarnya cerita-cerita yang menyesatkan, bahkan memunculkan mitos berlebihan membuat generasi berikutnya, terpicu melakukan hal yang sama. 
Contohnya, sebut saja sekolah A dengan sekolah B adalah musuh abadi, dimana masing-masing sekolah akan melakukan hal yang antipati terhadap sekolah lain. Biasanya, akan ada pelajar yang menjadi perbincangan, semacam tokoh bagi sekolahnya, karena kehebatannya pada waktu berkelahi.
Dalam permasalahan tawuran antar pelajar yang dipicu karena permasalahan ini, perlu adanya pendekatan khusus, yang memasukkan program kerja sama dengan sekolah tersebut. Peranan sekolah dan guru memegang peranan penting.
Ironisnya, sebuah pertandingan persahabatan. Misalnya, olahraga. Kadang memicu sebuah permusuhan dan perkelahian. Hal ini akhirnya menuntut kecerdasan dan ketelitian pihak penyelenggara dalam mengemas sebuah acara.

Tawuran Antar Pelajar Akibat Jiwa Premanisme
              Premanisme bukan istilah yang asing lagi. Premanisme yang berasal dari kata “preman”
adalah sebutan orang yang cenderung memakai kekerasan fisik dalam menyelesaikan
permasalahannya. Kemenangan di ukur karena kekuatan fisiknya bukan intelektualitas.
Premanisme bertolak belakang dengan jiwa seorang pelajar, yang dituntut kecerdasan berpikir,
kecerdasan mengelola emosi, dll. 
Jiwa premanisme dalam jiwa pelajar dapat dihilangkan karena dia tidak semerta merta muncul
begitu saja, ia disebabkan oleh sesuatu hal. Oleh karenanya, kita perlu mengetahui faktor
penyebab sikap premanisme dalam diri pelajar. Faktor di luar diri pelajar adalah faktor yang
kental dapat mempengaruhi ke dalam. Beberapa contohnya adalah:
Tayangan-tayangan di televisi, baik film ataupun liputan berita yang menceritakan atau sengaja
mengekspose tema-tema kekerasan dapat mempengaruhi psikis remaja.
Kekerasan yang terjadi di rumah. Kekerasan yang dimaksud bukan hanya individu pelajar saja
yang menjadi korban kekerasan namun kekerasan yang terjadi pada satu anggota keluarganya,
dapat mempengaruhi psikis individu. Hal ini yang akan menyebabkan trauma atau kekerasan
beruntun yang diakibatkan karena menganggap kekerasan adalah hal yang wajar.
Acara awal tahun, orientasi sekolah adalah acara di mana pelajar baru diwajibkan mengikuti
kegiatan ini. Kegiatan yang pada dasarnya adalah untuk memahami dan mengenali sekolah,
kegiatan serta untuk lebih kenal kawan-kawannya malah cenderung disalah gunakan oleh senior
untuk ajang balas dendam dari apa yang pernah ia terima pada waktu yang sama menjadi junior,
pola-pola yang dipakai cenderung dengan pola militer. Hal inilah yang menyebabkan kekerasan
dalam dunia pendidikan. Pola yang menjadi semacam suntikan yang terus diturunkan oleh setiap
generasi. Agar terhindar dari pola yang berlebihan, diperlukan adanya pengawasan dari pihak
sekolah dan turunnya langsung pengajar dalam kegiatan ini. Kedisiplinan berbeda dengan
kekerasan, hal ini seharusnya menjadi tantangan setiap panitia kegiatan dalam mengemas ide,
gagasan acara pada waktu perkenalan sekolah, menjadi sesuatu yang inofatif, kreatif sehingga
diharapkan lambat laun sikap premanisme akibat perpeloncoan akan menjadi cara kuno dan tidak
menarik lagi.

Dari faktor penyebab tersebut, kita bisa mendapatkan bayangan atau solusi yang terbaik seperti apa dan bagaimana melakukan proses penyelesaiannya. Walaupun permasalahan tawuran antar pelajar memang bukan hal sepele yang bisa langsung diselesaikan, namun diperlukan adanya proses berkelanjutan, kesadaran dan kerja sama dengan semua pihak, bukan hanya sekolah, orangtua, masyarakat dan penegak hukum, tapi juga kesadaran pemahaman pelajar sebagai seorang individu, sebagai generasi muda yang penuh dengan tanggung jawab.
Ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi dari paparan di atas, yaitu: “Pemahaman” bagaimana seorang pelajar disaat sedang mengalami pencarian identitas, cenderung sangat mudah labil. Dan kelabilan inilah yang ahirnya tawuran antar pelajar terjadi.Ada beberapa cara yang efektif untuk mencegah sebelum tawuran antar pelajar terjadi, misalkan dengan:
Membuat dan memfasilitasi ruang-ruang kegiatan yang positif.
Memberikan kebebasan berpendapat dan berekspresi dan tetap adanya kontrol dari pihak-pihak yang berkaitan khususnya orang-orang terdekat, mencoba lebih terbuka dan mengenali serta memberikan solusi yang positif ketika remaja sedang mengalami emosi.
Sikap optimis dan kepercayaan terhadap pelajar perlu ditumbuhkan kembali, sehingga suatu saat kita tidak akan mendengar lagi berita atau kabar mengenai kejadian tawuran antar pelajar di negeri kita ini, yang ada kita bangsa Indonesia dipenuhi kabar berita tentang pelajar-pelajar yang produktif, kritis, mampu menjadi juara dalam berbagai bidang, baik berupa kompetisi pengetahuan dan ilmu pengetahuan. 
Sudah saatnya generasi muda membuktikan potensi dalam dirinya, dan sudah menjadi tugas kewajiban orang tua, sekolah, masyarakat dan pihak-pihak yang terkait untuk mencegah terjadinya bentuk-bentuk penyelewengan pelajar, terutama permasalahan yang membuat was-was menjadi sebuah tindakan kriminal, tawuran antar pelajar


0 komentar:

Posting Komentar