BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Laju pertumbuhan penduduk merupakan
permasalahan krusial yang dihadapi oleh negara-negara berkembang di dunia,
khususnya negara-negara berpenduduk besar dan padat. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan data dasar yang diperoleh mengenai jumlah kelahiran, sehingga
diperlukan berbagai upaya yang berkesinambungan untuk menurunkan laju
pertumbuhan penduduk. Indonesia sebagai suatu negara yang sedang berkembang
dengan penduduk terbesar nomor empat di dunia, juga menghadapi persoalan yang
serupa.
Laju pertumbuhan penduduk di
Indonesia senantiasa mengalami peningkatan. Hal ini tercermin dari hasil sensus
penduduk 2010, Indonesia menunjukkan gejala ledakan penduduk. Jumlah penduduk
Indonesia tahun 2010 tercatat 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,49
persen pertahun, sementara pada tahun 2008 masih tercatat 288,53 juta jiwa.
Laju pertumbuhan penduduk ini jika tetap pada angka itu, pada 2045 jumlah
penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 450 juta jiwa. Peningkatan penduduk yang
tinggi ini akan mengakibatkan permasalahan jika tidak dikendalikan
(BKKBN,2010).
Definisi dari laju pertumbuhan
penduduk itu sendiri adalah Angka yang menunjukan tingkat pertambahan penduduk
pertahun dalam jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase
dari penduduk dasar. Laju pertumbuhan penduduk dapat dihitung menggunakan tiga
metode, yaitu aritmatik, geometrik, dan eksponesial. Metode yang paling sering
digunakan di BPS adalah metode geometrik.
1.2
RUMUSAN MASALAH
a.) Apa landasan perkembangan penduduk Indonesia?
b.) Bagaimana lau pertumbuhan penduduk terhadap pemukimannya?
a.) Bagaimana laju pertumbuhan penduduk
terhadap tingkat pendidikan
c.) Bagaimana laju penduduk terhadap penyakit
lingkungan?
d.) Apa hubungan laju pertumbuhan penduduk
dan kelaparan?
e.) Bagaimana
kemiskinan dan keterbelakangan ada?
1.3
TUJUAN
Makalah
ini memliki beberapa tujuan dalam pembuatnnya, yairu memiliki tujuan sebagai
berikut :
b.) Mengetahui
landasan yang berkaitan perkembangan penduduk indonesia
c.) Memahami
pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan pemukiman
d.) Memahami
pertumbuhan penduduk terhadap tingkat pendidikan
e.) Mengetahui
laju penduduk terhadap penyakit lingkungan
f.) Memahami
pertumbuhan penduduk dan kelaparan
g.) Mengetahui
kemiskinan dan keterbelakangan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
LANDASAN PERKEMBANGAN PENDUDUK INDONESIA
Penduduk adalah orang atau
orang-orang yang mendiami suatu tempat (kampung, negara, dan pulau) yang
tercatat sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku di tempat
tersebut. Berdasarkan tempat lahir dan lama tinggal penduduk suatu daerah dapat
dibedakan menjadi empat golongan, yaitu penduduk asli, penduduk pendatang,
penduduk sementara, dan tamu. Penduduk asli adalah orang yang menetap sejak
lahir. Penduduk pendatang adalah orang yang menetap, tetapi lahir dan berasal
dari tempat lain. Penduduk sementara adalah orang yang menetap sementara waktu
dan kemungkinan akan pindah ke tempat lain karena alasan pekerjaan, sekolah,
atau alasan lain. Adapun tamu adalah orang yang berkunjung ke tempat tinggal
yang baru dalam rentang waktu beberapa hari dan akan kembali ke
tempatasalnya.Yang mendasari perkembangan penduduk di Indonesia adalah
banyaknya masyarakat yang menikahkan anaknya yang masih muda. Dan gagalnya
program keluarga berencana yang di usung oleh pemerintah untuk menekan jumlah
penduduk. Karena factor – factor tersebut tidak berjalan dengan semestinya,
maka penduduk Indonesia tidak terkendali dalam perkembangannya. Seharusnya
dengan dua orang anak cukup, maka ini lebih dari dua orang dalam setiap suami
istri. Karena perkembangan penduduk yang sangat tidak terkendali, maka banyak
terjadinya kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, gelandangan, anak jalanan,
dan sebagainya. Dan masalah permukiman yang tidak efisien lagi. Banyaknya rumah
yang lingkungannya kumuh dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Oleh sebab
itu, 50% penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan
pendidikan.
2.2 PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN
Dalam
ilmu sosiologi, penduduk
adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi danruang tertentu. Seiring dengan
perkembangan zaman, penduduk di seluruh dunia mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Termasuk penduduk di Indonesia. Sebagai manusia, memiliki
keturunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari eksistensi kita. Namun,
tanpa kita sadari memiliki keturunan dalam jumlah tidak terkendali, dapat
menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan eksistensi bagi manusia itu sendiri
dalam mencapai kehidupan yang lebih makmur dan sejahtera.
Masalah kependudukan semakin hari
semakin menjadi perbincangan yang sangat penting di masyarakat. Laju
pertumbuhan penduduk yang kian bertambah dari tahun ke tahun menjadi perhatian
yang dikhawatirkan dapat memberikan negatif pada lingkungan. Laju pertumbuhan
penduduk yang cepat, penyebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas
penduduk yang rendah merupakan ciri-ciri masalah kependudukan yang
mungkin dialami berbagai negara berkembang diseluruh dunia. Di Indonesia yang
merupakan negara terbesar dengan jumlah penduduk kurang lebih 205 juta jiwa,
tidak terlepas dari tekanan akan kebutuhan lahan pemukinan yang memadai.
Menurut Data Statistik Indonesia proyeksi laju pertumbuhan penduduk menunjukkan
bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus
meningkat yaitu dari 205,1 juta pada tahun 2010 menjadi 273,2 juta pada tahun
2025. Berikut ini data laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama 25 tahun
kedepan mulai dari tahun 2000.
Tabel 1 Data Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan Provinsi
(Juta jiwa)
Propinsi
|
2000
|
2005
|
2010
|
2015
|
2020
|
2025
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
11.
NANGGROE ACEH DARUSSALAM
|
3,929.3
|
4,037.9
|
4,112.2
|
4,166.3
|
4,196.5
|
4,196.3
|
12.
SUMATERA UTARA
|
11,642.6
|
12,452.8
|
13,217.6
|
13,923.6
|
14,549.6
|
15,059.3
|
13.
SUMATERA BARAT
|
4,248.5
|
4,402.1
|
4,535.3
|
4,693.4
|
4,785.4
|
4,846.0
|
14. RIAU
|
4,948.0
|
6,108.4
|
7,469.4
|
8,997.7
|
10,692.8
|
12,571.3
|
15. JAMBI
|
2,407.2
|
2,657.3
|
2,911.7
|
3,164.8
|
3,409.0
|
3,636.8
|
16.
SUMATERA SELATAN
|
6,210.8
|
6,755.9
|
7,306.3
|
7,840.1
|
8,369.6
|
8,875.8
|
17.
BENGKULU
|
1,455.5
|
1,617.4
|
1,784.5
|
1,955.4
|
2,125.8
|
2,291.6
|
18. LAMPUNG
|
6,730.8
|
7,291.3
|
7,843.0
|
8,377.4
|
8,881.0
|
9,330.0
|
19.
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
|
900.0
|
971.5
|
1,044.7
|
1,116.4
|
1,183.0
|
1,240.0
|
31. DKI
JAKARTA
|
8,361.0
|
8,699.6
|
8,981.2
|
9,168.5
|
9,262.6
|
9,259.9
|
32. JAWA
BARAT
|
35,724.0
|
39,066.7
|
42,555.3
|
46,073.8
|
49,512.1
|
52,740.8
|
33. JAWA
TENGAH
|
31,223.0
|
31,887.2
|
32,451.6
|
32,882.7
|
33,138.9
|
33,152.8
|
34. D I
YOGYAKARTA
|
3,121.1
|
3,280.2
|
3,439.0
|
3,580.3
|
3,694.7
|
3,776.5
|
35. JAWA
TIMUR
|
34,766.0
|
35,550.4
|
36,269.5
|
36,840.4
|
37,183.0
|
37,194.5
|
36. BANTEN
|
8,098.1
|
9,309.0
|
10,661.1
|
12,140.0
|
13,717.6
|
15,343.5
|
51. B A L
I
|
3,150.0
|
3,378.5
|
3,596.7
|
3,792.6
|
3,967.7
|
4,122.1
|
52. NUSA
TENGGARA BARAT
|
4,008.6
|
4,355.5
|
4,701.1
|
5,040.8
|
5,367.7
|
5,671.6
|
53. NUSA
TENGGARA TIMUR
|
3,823.1
|
4,127.3
|
4,417.6
|
4,694.9
|
4,957.6
|
5,194.8
|
61.
KALIMANTAN BARAT
|
4,016.2
|
4,394.3
|
4,771.5
|
5,142.5
|
5,493.6
|
5,809.1
|
62.
KALIMANTAN TENGAH
|
1,855.6
|
2,137.9
|
2,439.9
|
2,757.2
|
3,085.8
|
3,414.4
|
63.
KALIMANTAN SELATAN
|
2,984.0
|
3,240.1
|
3,503.3
|
3,767.8
|
4,023.9
|
4,258.0
|
64.
KALIMANTAN TIMUR
|
2,451.9
|
2,810.9
|
3,191.0
|
3,587.9
|
3,995.6
|
4,400.4
|
71.
SULAWESI UTARA
|
2,000.9
|
2,141.9
|
2,277.2
|
2,402.8
|
2,517.2
|
2,615.5
|
72.
SULAWESI TENGAH
|
2,176.0
|
2,404.0
|
2,640.5
|
2,884.2
|
3,131.2
|
3,372.2
|
73.
SULAWESI SELATAN
|
8,050.8
|
8,493.7
|
8,926.6
|
9,339.9
|
9,715.1
|
10,023.6
|
74.
SULAWESI TENGGARA
|
1,820.3
|
2,085.9
|
2,363.9
|
2,653.0
|
2,949.6
|
3,246.5
|
75.
GORONTALO
|
833.5
|
872.2
|
906.9
|
937.5
|
962.4
|
979.4
|
81. M A L
U K U
|
1,166.3
|
1,266.2
|
1,369.4
|
1,478.3
|
1,589.7
|
1,698.8
|
82. MALUKU
UTARA
|
815.1
|
890.2
|
969.5
|
1,052.7
|
1,135.5
|
1,215.2
|
94. PAPUA
|
2,213.8
|
2,518.4
|
2,819.9
|
3,119.5
|
3,410.8
|
3,682.5
|
Terlihat
dari tabel 1 penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per
tahun, kemudian antara periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34
persen dan 0,92 persen per tahun. Turunnya laju pertumbuhan ini
ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian, namun penurunan karena
kelahiran lebih cepat daripada penurunan karena kematian. Crude Birth
Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal proyeksi
menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan Crude
Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk dalam kurun waktu
yang sama.
Berdasarkan
data tersebut terlihat bahwa pertumbuhan penduduk pasti akan berdampak dari
kepadatan penduduk pada suatu daerah sehingga semakin menipisnya lahan hijau
karena dimanfaatkan sebagai pemukiman. Sebagai contoh provinsi DKI Jakarta
mulai dari tahun 2000 sampai 2010 telah terjadi pertambahan penduduk sebesar
kurang lebih 600 ribu jiwa sedangkan lahan atau luas daerah pemerintahan
yang ada yaitu 661,52 km² tidak akan mencukupi untuk kebutuhan
pemukiman. Apabila dianalogikan berdasarkan data statistik Indonesia untuk
pertumbuhan penduduk pada tahun 2010 lahan permukiman yang dibutuhkan oleh 1
orang masyarakat untuk tempat tinggal sebesar 5m2 maka lahan
pemukiman yang dibutuhkan sekitar 8.981.500 jiwa adalah 44.907.500 m2 atau
449.075 km2. Jika saja pertumbuhan penduduk terus-menerus tidak
terkendali mungkin saja 25 tahun kedepan DKI Jakarta tidak memiliki lahan
terbuka.Berikut ini dampak yang diakibatkan dari laju pertumbuhan penduduk DKI
Jakarta.
Gambar 1 Kepadatan Pemukiman Akibat
Laju Pertumbuhan Penduduk
2.3
PERTAMBAHAN PENDUDUK DAN TINGKAT PENDIDIKAN
Aspek kependudukan
merupakan hal paling mendasar dalam pembangunan. Dalam nilai universal,
penduduk merupakan pelaku dan sasaran pembangunan sekaligus yang menikmati
hasil pembangunan. Dalam kaitan peran penduduk tersebut, kualitas mereka perlu
ditingkatkan melalui berbagai sumber daya yang melekat, dan pewujudan keluarga
kecil yang berkualitas, serta upaya untuk menskenario kuantitas penduduk dan
persebaran kependudukan.
Menurut Koestur (1995)
adapun yang dimaksud dengan kuantitas penduduk meliputi jumlah, struktur
komposisi, dan pertumbuhan penduduk yang ideal melalui pengendalian angka
kelahiran, penurunan angka kematian,dan persebaran penduduk yang merata.
Jumlah penduduk, komposisi umur, dan laju pertambahan atau penurunan penduduk dipengaruhi oleh fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), dan migrasi (perpindahan tempat) karena ketiga variabel tersebut merupakan komponen–komponen yang berpengaruh terhadap perubahan penduduk (Lucas,1982:1).
Jumlah penduduk, komposisi umur, dan laju pertambahan atau penurunan penduduk dipengaruhi oleh fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), dan migrasi (perpindahan tempat) karena ketiga variabel tersebut merupakan komponen–komponen yang berpengaruh terhadap perubahan penduduk (Lucas,1982:1).
Jumlah penduduk di
Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk
Indonesia di tahun 2008 yaitu sebesar 236.400.000 jiwa. Jumlah ini mengalami
peningkatan sebesar 1,5 persen bila dibandingkan dengan tahun 2007 dengan
jumlah penduduk 232.900.000 jiwa. Pada tahun 2007, Indonesia masuk dalam
peringkat keempat penduduk terbanyak di dunia setelah Cina 1.326.526.463 jiwa,
India 1.140.455.260 jiwa dan Amerika Serikat 302.711.006 jiwa.
Untuk menunjang keberhasilan pembangunan, juga
untuk menangani permasalahan penduduk antara lain meliputi jumlah, komposisi
dan distribusi penduduk maka diperlukan adanya upaya pengendalian jumlah penduduk.
Pengendalian fertilitas merupakan salah satu cara untuk mengendalikan jumlah
penduduk. Dan pengendalian jumlah penduduk lainnya adalah mortalitas (kematian)
dan migrasi (perpindahan tempat).
(www.repository.usu.ac.id)
Grafik Pertumbuhan penduduk dunia
Negara kita merupakan salah satu
Negara yang pertambahan penduduknya sangat cepat di dunia, dalam hal ini
pertambahan penduduk sangat mempengaruhi tingkat pendidikan, makin banyak
tingkat kelahiran maka akan dibutuhkan layanan pendidikan yang makin tinggi,
jika kita bandingkan tingkat pendidikan dengan Negara-negara lain, Negara kita
belum apa-apa, banyak anak-anak dinegara kita yang mengalami putus sekolah hal
ini disebabkan karena factor ekonomi. Yang berperan aktif dalam menyelesaikan
masalah pendidikan ini adalah Pemerintah, Pemerintah sabaiknya megganti Program
Pendidikan di Negara kita, baik dalam bentuk materi maupun dalam bentuk
fasilitas, sehingga dapat membantu orang-orang yang tidak mampu, misalnya
memberikan pendidikan gratis bagi orang yang benar-benar yang tidak mampu,
memberikan fasilitas-fasilitas kebutuhaan pendidikan misalnya buku dan
alat-alat praktek.
Hal ini menjadi factor
mereka untuk berpindah wilayah,terutama ke kota-kota besar.Biasanya mereka
mendengar bahwa dikota itu adalah tempat mencari rezeki yang baik.Bila melihat tingkat pendidikan di
kota,pendidikan disana sudah relative tinggi,dalam arti kata jika penduduk dari
desa mencari pekerjaan,sudah agak sulit karena dikota yang diutamakn adalah
pendidikan minimalnya setingkat sekolah menengah atas.kenyataanya adalah ketika
penduduk tersebut tidak mendapat pekerjaan mereka mesih tetap bertahan di
wilayah itu yang menimbulkan masalah-masalah sosial bagi wilayah perkotaan.
2.4
PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PENYAKIT YANG BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN HIDUP
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan
jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya. Adapun faktor - faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah kelahiran, kematian, dan
perpindahan penduduk. Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami sedangkan
perpindahan penduduk adalah faktor non alami. Migrasi ada dua yaitu migrasi
masuk yang artinya menambah jumlah penduduk sedangkan migrasi keluar adalah
mengurangi jumlah penduduk. Migrasi itu biasa terjadi karena pada tempat orang
itu tinggal kurang ada fasilitas yang memadai. Selain itu juga kebanyakan
kurangnya lapangan kerja. Maka dari itu banyaklah orang yang melakukan migrasi.
Dalam
masalah ini maka penduduk tidak aka jauh dengan masalah kesehatan atau
penyakit yang melanda penduduk tersebut,dikarenakan lingkungan yang kurang
terawat ataupun pemukiman yang kumuh,seperti limbah pabrik,selokan yang tidak
terawat yang menyebabkan segala penyakit akan melanda para penghuni wilayah
tersebut yang mengakibatkan kematian dan terjadi pengurangan jumlah
penduduk.Untuk menjamin kesehatan bagi semua orang di lingkunan yang sehat,
perlu jauh lebih banyak daripada hanya penggunaan teknologi medikal, atau usaha
sendiri dalam semua sektor kesehatan.
Usaha-usaha secara terintegrasi dari
semua sektor, termasuk organisasi-organisasi, individu-individu, dan
masyarakat, diperlukan untuk pengembangan pembangunan sosio-ekonomi yang
berkelanjutan dan manusiawi, menjamin dasar lingkungan hidup dalam
menyelesaikan masalah-masalah kesehatan.
Seperti
semua makhluk hidup, manusia juga bergantung pada lingkungannya untuk memenuhi
keperluan-keperluan kesehatan dan kelangsungan hidup.
Kesehatan
manusia adalah keperluan dasar untuk pembangunan berkelanjutan. Tanpa
kesehatan, manusia tidak dapat membangun apa pun, tidak dapat menentang
kemiskinan, atau melestarikan lingkungan hidupnya. Sebaliknya, pelestarian
lingkungan hidup merupakan hal pokok untuk kesejahteraan manusia dan proses
pembangunan. Lingkungan yang sehat menghasilkan masyarakat yang sehat,
sebaliknya lingkungan yang tidak sehat menyebabkan banyak penyakit.
2.5
PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KELAPARAN
pertumbuhan penduduk adalah perubahan
suatu wilayah yang dikarenakan bertambahnya angka kelahiran maupun berkurangnya
jumlah penduduk yang dikarenakan angka kematian bertambah,perpindahan penduduk
dari suatu daerah ke daerah lain atau ke tempat lain seperti
migrasi,transmigrasi dab sebagainya.
jumlah penduduk disuatu wilayah saat ini
sangat mencemaskan selain bertambahnya jumlah penduduk maka semakin sempit pula
bagi mereka yang untuk mendapatka lapangan pekerjaan ataupun untuk mencari mata
pencarian mereka untuk menjalani kebutuhan hidup,karena dapat menimbulkan angka
kelaparan di bangsa ini akan bertambah yang disebabkan masalah tadi seperti
sulitnya untuk berusaha mendapatkan kerja untuk mencukupi kebutuhan hidup
karena semaki padatnya penduduk maka semakin sempit pula peluang mereka untuk
mendapatkan kebutuhan yang mereka inginkan. dari masalah tersebut maka angka
kematian pun semakin bertambah,dan bisa merepotkan para pemerintah untuk
menyensus penduduk yang bertempat tinggal,walaupun pemerintah sudah
mencanangkan program untuk keluarga yang berencana tetapi sulit untuk bagi kita
menjalankan perintah tersebut dikarenakan masalah ekonomi dan kebutuhan yang
mendesak, maka dari itu semoga pemerintah bisa lebih tegas lagi untuk
menjalankan progarm tersebut di antaranya mencegah orang untuk
bermigrasi,karena dengan migrasi banyak orang yang menganggur dan menyusahkan
pemerintah untuk menyensus selain itu para migrasi yang tidak bekerja hanya
menjadi pengemis jalanan yang menyebabkan kepadatan penduduk yang sia - sia dan
menyebabkan banyak orang yang kelaparan yang bisa mengakibatkan kematian.
2.6PERTUMBUHAN
PENDUDUK DAN KETERBELAKANGAN
Salah satu wabah penyakit yang melanda negara-negara yang sedang berkembang
ialah kemiskinan beserta saudara kembarnya, yaitu keterbelakangan. Kemiskinan
dan keterbelakangan adalah suatu penyakit, karena dalam kenyataannya dua hal
itu melemahkan fisik dan mental manusia yang tentunya juga berdampak negative
terhadap lingkungan. Kemiskinan dan keterbelakangan begitu erat kaitannya satu
sama lain sehingga dapat dianggap sebagai satu pengertian, maka digunakan satu
istilah saja, yaitu kemiskinan di mana sudah terkait pengertian keterbelakangan.
Dampak kemiskinan terhadap orang-orang miskin sendiri dan terhadap lingkungannya, baik lingkungan social maupun lingkungan alam, dengan sendirinya sudah
jelas negative. Orang miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi minimal bagi
dirinya sendiri maupun bagi keluarganya. Dampak kemiskinan terhadap lingkungan
social tampakmengalirnya penduduk ke kota-kota tanpa bekal pengetahuan apalagi
bekal materi. Akibatnya antara lain ialah banyaknya tukang becak, pemungut
punting, gelandangan, pengemis, dan sebagainnya yang menghuni kampung-kampung
liar dan jorok di gubuk-gubuk reot yang tidak pantas didiami manusia.
Sebab-sebab kemiskinan yang pokok bersumber dari empat hal, yaitu mentalitas si
miskin itu sendiri, minimnya ketrampilan yang dimilikinya, ketidakmampuannya
untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang disediakan, dan peningkatan
jumlah penduduk yang relatif berlebihan.
Kemiskinan dan keterbelakangan merupakan masalah global. Sebagian orang
memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya
melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya
dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll. Kemiskinan dipahami dalam berbagai
cara. Pemahaman utamanya mencakup:
1. Gambaran
kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari,
sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini
dipsdfgeggahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
2. Gambaran
tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk
pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari
kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan
tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
3. Gambaran
tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna
"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik
dan ekonomi di seluruh dunia.
Kartasasmita (1997: 234) mengatakan bahwa kemiskinan merupakan masalah dalam
pembangunan yang ditandai dengan pengangguran dan keterbelakangan, yang
kemudian meningkat menjadi ketimpangan. Masyarakat miskin pada umumnya lemah
dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi sehingga
tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang mempunyai potensi lebih
tinggi(Kartasasmita, 1997: 234). Hal tersebut senada dengan yang dikatakan
Friedmann yang mengatakan bahwa kemiskinan sebagai akibat dari ketidak-samaan
kesempatan untuk mengakumulasi basis kekuatan sosial (Friedmann , 1992: 123).
Namun menurut Brendley (dalam Ala, 1981: 4) kemiskinan adalah ketidaksanggupan
untuk mendapatkan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan sosial yang terbatas. Hal ini diperkuat oleh Salim yang
mengatakan bahwa kemiskinan biasanya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan
untuk memperoleh kebutuhan hidup yang pokok(Salim dalam Ala, 1981: 1).
Sedangkan Lavitan mendefinisikan kemiskinan sebagai kekurangan barang-barang dan
pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu standar hidup yang layak.
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan
dari makalh ini adalah Laju pertumbuhan
penduduk merupakan permasalahan krusial yang dihadapi oleh negara-negara
berkembang di dunia, khususnya negara-negara berpenduduk besar dan padat. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan data dasar yang diperoleh mengenai jumlah
kelahiran, sehingga diperlukan berbagai upaya yang berkesinambungan untuk
menurunkan laju pertumbuhan penduduk. Indonesia sebagai suatu negara yang
sedang berkembang dengan penduduk terbesar nomor empat di dunia, juga
menghadapi persoalan yang serupa seperti yang telah saya bahas maka dari itu
pihak pemerintah khususnya harus membuat kebijakan untuk menyeimbangkan
pertumbuhan penduduk terhadap beberapa faktor serti tehadap lingkungan
pemukimannyha, pendidikan, kesehatan , dan kesejahteraannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://wellyaterforum.wordpress.com/2011/11/12/pertumbuhan-penduduk-dan-tingkat-pendidikan/
http://ipsgampang.blogspot.co.id/2014/08/jumlah-dan-pertumbuhan-penduduk.html
http://dikialnastain.blogspot.co.id/2014/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://infoduk.babelprov.go.id/content/pertumbuhan-penduduk-yang-tinggi-dan-dampaknya
http://sofyan-anggoro.blogspot.co.id/2014/04/tingkat-pertumbuhan-penduduk-kemiskinan.htmlhttp://henyyluantini.blogspot.co.id/2014/04/pertumbuhan-penduduk-dan-tingkat.html
0 komentar:
Posting Komentar