Pembangunan PLTN di
Indonesia telah berubah tidak hanya menjadi masalah energy tapi juga menjadi
masalah social. Hal ini di akibatkan adanya ketidak percayaan dari masyarakat
kepada pemerintah mengenai keamanan PLTN. Penulis sendiri walaupun berada dalam
lingkungan program studi teknik nuklir. Namun, dalam hal ini memposisikan
sebagai putra bangsa dengan maksud agar tulisan ini lebih objektif. Penulis
merasa tergerak oleh pemilihan tema yang berjudul “PRO & KONTRA PEMBANGUNAN
NUKLIR DI INDONESIA :KRISIS ENERGI VS KRISIS SOSIAL” dengan maksud untuk
mengisi ruang kosong dalam perdebatan publik tentang rencana Negara membangun
PLTN di jepara mulai tahun 2009 ini.makalah ini di maksudkan sebagai sebuah
sumbangan kecil dalam suatu perdebatan menyangkut isu kemanusiaan penting di
negeri tercinta ini. Sumbangan penulis dapat di jadikan semacam urun rembug
dalam ruang kosong tersebut. Selanjutnya dengan semkin terpenuhinya ruang
kosong tersebut ,public akan dibantu dalam memilih posisi mana yang mau di
ambil terkait dengan perdebatan sekitar rencana tersebut.
Menyadari besarnya
resiko yang menyertai pembangunan PLTN tersebut ,perdebatan public perlu di
galakan terus sampai di temukan suatu titik konvergensi berupa sebuah pemilihan
kebutuhan politik bersama . Perdebatan politik itu sendiri merupakan proses
yang perlu di tempuh .argumentasi “pro” dan “kontra” perlu saling diadu.
Pandangan –pandangan berupa corak optimisme perlu di temukan dengan
pandangan-pandangan bercorak skeptesisme atau pesismisme.perdebatan public itu
sendiri pada dewasa ini semakin di dasari sebagai proses konstruktif bagi
hadirnya apa yang di sebut knowledge societies(P.Winaryo P.,SJ).
Apa yang di maksud
dengan konvergensi disini ? Dalam kamus Wikipedia dikatakan bahwa konvergensi
menunjuk kepada proses suatu titik temu suatu pandangan umum atau suatu
keseimbangan yang bersifat “pasti.pertanyaannya adalah adakah titik temu
,pandangan umum,atau kondisi seimbang yang bersifat pasti terkait dengan isu
Pembangunan PLTN di Indonesia yang bisa didek
ati bersama –sama?menurut penulis pandangan umum atau kondisi seimbang itu pasti ada,hanya saja masalahnya adalah bagai mana cara kita mendekati.salah satu cara yang bisa di gunakan adalah sosialisasi secara benar dan lengkap kepada masyarakat mengenai isu tersebut kepada masyarakat agar masya rakat dapat mengetahui dengan pasti resiko ,manfaat nuklir secara lengkap.di samping itu masyarakat harus keluar dari paradigma mereka dan mencoba tanpa memandang sebelah mata sosialisasi badan kenukliran dalam hal ini pemerintah dan BATAN,karena penulis sering melihat adanya demo anti nuklir sebelum acara sosialisai dimulai.mana bisa mengerti kalau belum sosialisasi di demo dulu?masyarakat harusnya tidak mudah terprovokasi mengenai hal tersebut.di samping supaya Indonesia tidak tertinggal denagn bangsa lain .PLTN tersebut juga sebagaimana kita ketahui juga merupakan solusi dari krisis energy.krisis energy adalah semakin menipisnya jumlah cadangan energy sehingga harus menggunakan energy alternative salah satunya nuklir.
ati bersama –sama?menurut penulis pandangan umum atau kondisi seimbang itu pasti ada,hanya saja masalahnya adalah bagai mana cara kita mendekati.salah satu cara yang bisa di gunakan adalah sosialisasi secara benar dan lengkap kepada masyarakat mengenai isu tersebut kepada masyarakat agar masya rakat dapat mengetahui dengan pasti resiko ,manfaat nuklir secara lengkap.di samping itu masyarakat harus keluar dari paradigma mereka dan mencoba tanpa memandang sebelah mata sosialisasi badan kenukliran dalam hal ini pemerintah dan BATAN,karena penulis sering melihat adanya demo anti nuklir sebelum acara sosialisai dimulai.mana bisa mengerti kalau belum sosialisasi di demo dulu?masyarakat harusnya tidak mudah terprovokasi mengenai hal tersebut.di samping supaya Indonesia tidak tertinggal denagn bangsa lain .PLTN tersebut juga sebagaimana kita ketahui juga merupakan solusi dari krisis energy.krisis energy adalah semakin menipisnya jumlah cadangan energy sehingga harus menggunakan energy alternative salah satunya nuklir.
Penulis pernah mengikuti
salah satu seminar dimana di situ terdapat bedah buku yang berjudul “MELAWAN
IIBLIS MEPHISTOPHELES:BUNGA RAMPAI TINJAUAN KRITIS ANTI PLTN FISSI”.di sana di
hadiri oleh beberapa pembicara yang notabene 85% anti PLTN.mereka mengatakan
bahwa alasan mereka sangatkompleks.salah satu alasan yang menurut saya
menarik adalah ketidak percayaan masyarakat kepada pemerintah ,misalnya
menyamakan dengan kasus kecelakaan penerbangan dan lumpur lapindo brantas,
menurut penulis alasan ini masih relevan .hanya saja masyarakat harus tahu
kalau pembangunan PLTN itu tidak sekedar asal tancap ,temple,dan jalan .ada
perhitungan ,teknik tertentu yang harus dilakukan.lalu sebuah alasan
lagi muncul yaitu korupsi,mengenai kasus ini penulis setuju karena jika ada
korupsi maka sehebat apapaun bangunan pasti akan rapuh juga.
HARAPAN DAN KECEMASAN
Pengembangan energi
nuklir bukan lagi menjadi wacana namun sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional,
energi nuklir masuk ke dalam kelompok energi yang dapat dikembangkan.
Selanjutnya dalam Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025, energi
nuklir masuk ke dalam jenis energi alternatif yang akan digunakan untuk
pembangkit tenaga listrik (PLTN). Langkah pemerintah juga semakin mantap dengan
memasukkan energi nuklir sebagai salah satu komponen di dalam Agenda Riset
Nasional (ARN) 2005-2009.
Perlu diakui bahwa dalam
hal implementasi program ataupun kebijakan energi nuklir Indonesia relatif lambat
dan tertinggal dibandingkan negara lain seperti Cina, India dan Brasil. Hal ini
tentu tidak telepas dari tingginya tingkat resistensi masyarakat setelah
belajar dari berbagai tragedi nuklir katakanlah peristiwa Chernobyl di tahun
1986. Dalam konteks sumber pasokan energi primer di dunia, di tahun 2004 energi
nuklir berada dalam posisi keempat dengan porsi sekitar 6,5% yaitu setelah
minyak bumi, batu bara, dan gas. Di Indonesia hingga saat ini, pemanfaatan
energi nuklir masih dilakukan secara terbatas untuk keperluan penelitian yang
dalam tingkatan aplikasi banyak gunakan untuk keperluan kedokteran, industri
dan pertanian.
NUKLIR SEBAGAI ENERGI
BARU
Upaya nyata untuk
mengembangkan energi nuklir bagi pembangkit listrik tentu tidak terlepas dari
semakin terbatasnya pasokan energi yang bersumber dari bahan bakar minyak,
dimana lebih dari 50% pembangkit listrik menggunakan BBM. Pada sisi lain
Indonesia menghadapi turunnya pasokan BBM sebagaimana terlihat dari semakin
berkurangnya produksi minyak, semakin tingginya impor BBM yang tentu saja
diikuti oleh kian berkurangnya ekspor BBM. Bahkan studi menunjukkan bahwa rasio
cadangan minyak terhadap produksi hanya mampu bertahan selama 18 tahun jika
tidak dilakukan eksplorasi baru. Hal ini tentu saja akan mengancam posisi
keamanan pasokan energi nasional. Yang pada gilirannya akan meningkatkan biaya
produksi listrik yang berbasis BBM.
Sebagai alternatif
pemerintah bermaksud mengembangkan lebih lanjut peranan gas bumi dan batubara
sebagai sumber alternatif energi primer di samping energi baru dan terbarukan
lainnya. Jika diperhatikan sasaran energi mix nasional di tahun 2025 sekitar
4,4% berasal dari energi baru dan terbarukan yang secara dominan akan
disumbangkan oleh energi nuklir sekitar 2% dan biofuel sekitar 1,3%. Dengan
demikian dalam konteks asupan energi alternatif maka energy nuklir menempati
skala paling tinggi dibandingkan sumber lainnya seperti biofuel, tenaga surya,
angin, biomass, dll.
Dilihat dari sumber
bahan baku energi nuklir, Indonesia memiliki sumber daya yang cukup besar.
Menurut perkiraan yang diberikan oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
sekitar 25% luas daratan Indonesia mengandung deposit mineral radioaktif
terutama dalam bentuk Uranium. Hasil kalkulasi lainnya juga menunjukkan bahwa penggunaan
energi nuklir sebagai pembangkit tenaga listrik dapat memberikan biaya produksi
yang lebih rendah sekitar 275% dibandingkan dengan pembangkit PLN saat ini. Hal
ini kirannya cukup beralasan dengan melihat kajian sebelumnya yang menyatakan
bahwa satu kilogram uranium setara dengan 1.000-3.000 ton batu bara, atau
setara 160 truk tangki minyak diesel yang berkapasitas 6.500 liter. Energi
nuklir juga paling murah dalam hal biaya yang dikeluarkan menghasilkan satu
unit energi listrik dibandingkan dengan sumber baru dan terbarukan lainnya
lainnya seperti energi angin dan surya.
Namun demikian
pengembangan lebih lanjut energi nuklir tidak hanya harus memenuhi kelayakan
ekonomis, namun juga kelayakan teknis dan keamanan. Sesungguhnya kedua hal
terakhir masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
ASPEK KELAYAKAN TEKNIS
Sejak tahun 1957
Indonesia sudah masuk dalam keanggotaan Badan Tenaga Atom Nasional. Dengan
demikian dalam aspek membangun kelembagaan (capacity building) Indonesia
mendapatkan bantuan dari badan dunia tersebut baik dalam bentuk pendanaan ,
peningkatan kapasitas SDM, penguatan aspek regulasi dan pengawasan. Bahkan di
tahun 1997 pemerintah juga telah mengeluarkan Undang-Undang Energi Nukir. Di
samping itu berbagai bentuk perjanjian bilateral seperti dengan Jepang turut
memperkuat posisi Indonesia untuk mampu berbuat lebih banyak dalam pengembangan
PLTN. Pengembangan PLTN bukan berarti tanpa resiko, namun perlu diingat juga
pemakaian energi berbasis fosil juga memegang andil yang besar bagi terjadinya
pemanasan global (global warming) yang juga telah menelan banyak korban akibat
perubahan iklim global secara drastis. Demikian juga dengan pengembangan energi
alternatif biofuel yang dapat mengancam kelestarian hutan. Menyikapi pro-kontra
nuklir belakangan ini, salah satu Deputi Menristek dalam opininya di salah satu
harian nasional
melakukan pembelaan yang
terkesan babi-buta; dengan pernyataan ;sekarang atau tidak
sama sekali untuk PLTN.
KETAKUTAN MASYARAKAT
AKAN BAHAYA PLTN
Seperti telah
disampaikan diatas PLTN merupakan salah satu bentuk sumber penghasil tenaga listrik
yang menggunakan bahan bakar nuklir sebagai pemanas air, dimana air tersebut
akan dijadikan uap yang nantinya digunakan sebagai pendorong turbin. Jika
dihitung secara matematis, tingkat efisiensi biaya pengoprasian dari PLTN itu
sendiri merupakan yang paling murah jika dibandingkan dengan
pembangkit-pembangkit listrik yang lain.
Namun selain itu jika
dilihat dari sisi lain, PLTN dapat diibaratkan tombak bermata dua, Sisi yang
didepan mampu untuk menyelesaikan masalah, namun sisi yang lain dapat membunuh
sang pemilik tombak tersebut. Masyarakat banyak yang berpendapat bahwa nuklir
merupakan sesuatu yang berbahaya, dan itu memang benar apa adanya. Bahan bakar
nuklir dapat mengeluarkan radiasi yang dapat mengionisasi tubuh manusia, tentu
saja efek ionisasi tersebut dapat menimbulkan suatu masalah bagi keberadaan
manusia itu sendiri. Contohnya seperti kangker, disfungsi organ, perubahan DNA,
dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, PLTN
yang baik adalah PLTN yang mampu meminimalisasikan efek-efek negatif dari
bahaya nuklir itu sendiri. Di dalam PLTN yang baik terdapat sistem pengamanan
berlapis-lapis yang dapat digunakan untuk menghindari adanya kebocoran radiasi
nuklir ke area luar dari PLTN. Jika pengaman yang pertama gagal, maka masi ada
pengaman berikutnya, jika yang berikutnya gagal, masi ada pengaman selanjutnya.
Rencana pembuatan PLTN
di Indonesia berlangsung penuh kontroversi. Ada yang pro-nuklir ataupun
kontra-nuklir. Atau mungkin netral, bahkan ada juga yang bersifat acuh. Adanya
ketakutan-ketakutan terhadap nuklir harusnya menjadi alasan untuk memperbaiki
diri. Adanya pendukung pro nuklir harusnya menjadi motivasi untuk tetap optimis
melangkah ke depan. Dan jika masih ada yang bersifat netral ataupun acuh, hal
tersebut mengindikasikan perlunya pendekatan sosialisasi.
Sebagai masyarakat
Indonesia. Kita tahu bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat
korupsi tinggi. Indonesia kaya akan SDA . Walaupun masih banyak masyarakat yang
putus sekolah, namun ada juga orang-orang cerdas seperti BJ Habibie ataupun
juga pemenang olimpiade-olimpiade sains tingkat internasional.
Namun mencuri bukan
karena ada niat, tapi karena ada kesempatan. Kesempatan untuk melakukan korupsi
di negeri ini sangat tebuka lebar. Niat awal ingin memperbaiki sistem, tapi apa
daya setelah masuk ke sistem tersebut malah terjerumus ke jalan yang salah. Apa
jadinya jika PLTN diurus oleh orang-orang seperti itu? Akan banyak nyawa
menjadi taruhan. Masyarakat Indonesia adalah manusia, dan manusia bukan makhluk
yang sempurna. Begitu pula dengan bangunan ciptaan manusia.
Untuk sekarang ini,
kualitas hard skill SDM Indonesia cukup memadai. Namun ditinjau dari sisi soft
skill masih banyak SDM yang kurang dapat dipercaya. Ruang penyimpanan limbah
radio aktif yang seharusnya sangatlah kuat. Hanya karena ulah koruptor, ruang
tersebut bisa saja menjadi sangat rapuh sehingga nyawa manusialah yang akan
menjadi taruhannya.
SIMPULAN
Dari makalah diatas
dapat di simpulkan:
1.Penulis percaya bahwa
segala benda di bumi ini pasti ada manfaatnya termasuk nuklir. .Namun, Sebagai
masyarakat Indonesia. Kita tahu bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan
tingkat korupsi tinggi. hal-hal seperti kelayakan teknis, kedisiplinan,dan
lain-lain harus ditingkatkan.Mengenai hal-hal kontradiktif seperti diatas
menurut penulis digunakan sebagai rujukan dan motivasi kepada pemerintah untuk
membuktikan kapada masyarakat .
2.masyarakat berpendapat
apapun itu boleh kita harus menghormati karena pendapat itu juga bisa di
jadikan koreksi bersama kearah yang lebih baik. bagaimanapun Indonesia jangan
sampai tertinggal dengan bangsa lain.
3.untuk para pro PLTN
juga sebaiknya jangan terlalu berfanatik sempit dan mencibir mereka yang
kontra. mereka harus juga menghormati mereka yang kontra. jangan mengatakan
mereka bodoh ,mereka hanya kurang mengerti.kita juga harus saling
mengawasi dalam pembangunan PLTN ini.
4.pemerintah juga
seharusnya melakukan sosialisasi melalu media lebih gencar lagi, karena
bagaimanapun masyarakat luas akan dapat secara mudah mengakses media baik cetak
maupaun elektronik untuk membangun opini publik yang sehat dan tidak skeptis
tentang PLTN .
5.Dan penulis menghimbau
agar para pro nuklir yang akan puya kesempatan bekerja di PLTN yang berpendapat
bahwa PLTN adalah satu-satunya lapangan pekerjaan agar di hapus (penulis
menyadari akan adanya fenomena itu)karena hal ini dapat menimbulkan
egoistis,fanatic sempit dan dukungan yang membabi buta terhadap PLTN tanpa
mendengarkan kritik dan saran dari pihak kontra, karena PLTN itu kita ketahui
bersama dampaknya besar sehingga perlu ditempatkan sebagai amanah bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin H.A.
Presepsi dan penerimaan
masyarakat terhadap PLTN.electroindonesia.edisiIV.APRIL 1997
Akhadi ,Mukhlis
Mengenal proses kerja
dan jenis-jenis PLTN.electroindonesia.nomor 36.tahun VII.2001
https://yusrowatch.wordpress.com